Mentoring dapat dikatakan sebagai proses transfer pengalaman dari seorang mentor kepada peserta mentoring (biasa disebut dengan istilah mentee). Dalam hal ini, seorang mentor mengajarkan segala metode dan strategi sukses berdasarkan pengalaman pribadinya dalam melakukan sebuah pekerjaan. Untuk itu, syarat utama seorang mentor adalah harus benar-benar ahli dan berpengalaman di bidangnya.
Transfer pengalaman dalam mentoring dilakukan dengan sistem penugasan setelah sebelumnya sang mentor menggali dan menganalisa permasalahan yang dialami oleh menteenya. Agar memperoleh hasil yang optimal, seorang mentee sebaiknya memberikan fakta secara terbuka tentang kondisi sebenarnya beserta kendala-kendala yang dihadapi.
Sejatinya, menjadi seorang mentor adalah sebuah upaya untuk memotivasi diri sendiri. Bagaimana tidak? Seorang mentor dituntut untuk mampu melakukan suatu pekerjaan dengan baik sebelum mampu mentransferkan pengetahuan dan keterampilan, serta membagikan pengalaman kepada menteenya. Selain itu, seorang mentor juga harus memiliki wawasan yang luas di bidangnya sehingga dituntut selalu belajar dan belajar untuk terus memperbaiki diri. Hal ini sangat diperlukan untuk memberikan berbagai solusi alternatif bagi menteenya.
Dalam mentoring penulisan, misalnya, seorang mentor setidaknya dituntut untuk menguasai keterampilan menulis yang baik, mulai dari menentukan tema tulisan, menggali berbagai ide dan mengembangkan tulisan, melakukan penyuntingan hingga menjadi naskah yang sempurna dan siap diterbitkan. Keterampilan menulis ini dapat ditunjukkan dengan telah diterbitkannya buku dari mentor tersebut maupun tulisan-tulisan mentor di berbagai media, baik luring maupun daring. Pengetahuan mengenai seluk-beluk penerbitan buku merupakan nilai tambah yang sebaiknya dikuasai seorang mentor penulisan karena salah satu tujuan akhir dari menulis adalah diterbitkannya tulisan tersebut.
Di sisi lain, keterampilan menulis bukan sesuatu yang bisa didapatkan dalam waktu singkat. Memerlukan latihan dengan konsistensi tinggi dalam waktu yang cukup lama untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan yang memiliki ciri khas dan nyaman dibaca. Berlatih menulis sebenarnya dapat dimulai dari menuliskan pengalaman sehari-hari dalam bentuk tulisan pendek. Setelah itu, berlatih mengembangkan tulisan dengan melihat permasalahan yang diangkat dalam tulisan tersebut dari berbagai sisi. Untuk itu, seorang mentor penulisan harus mampu membimbing menteenya untuk menggali ide tulisan dari peristiwa atau pekerjaan yang dialami sehari-hari dan mengembangkan tulisan dari berbagai sudut pandang.
Banyak yang membayangkan menulis buku sebagai sesuatu yang sulit karena harus memiliki struktur yang kronologis mulai awal hingga akhir tulisan dan disertai penelitian dan data-data pendukung yang memerlukan kajian ilmiah secara mendetil. Padahal ada berbagai format tulisan yang dapat dipilih oleh seorang penulis. Salah satunya adalah format tulisan populer yang relatif lebih fleksibel dan tidak terikat dengan aturan-aturan sebagaimana tulisan ilmiah. Merupakan tugas seorang mentor penulisan untuk mengarahkan menteenya agar menemukan format yang tepat untuk tulisannya.
Karena hubungan antara mentor dan mentee ini lebih bersifat personal dan jangka panjang, bukan klasikal dan jangka pendek seperti pada seminar dan training, maka sangat penting bagi seorang mentee untuk mencari mentor yang sreg di hati dan dirasa mampu memenuhi harapannya.