Maraknya permasalahan yang dihadapi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) membuat PERTAKINA, salah satu organisasi yang aktif bergerak di bidang pendampingan dan pemberdayaan PMI purna dan keluarganya (baca: PERTAKINA: Mengentaskan Perekonomian TKI Purna) menggagas pendirian Rumah Migran Indonesia. Konsep dasar Rumah Migran Indonesia ini nantinya adalah pusat pelayanan terpadu bagi para PMI yang di dalamnya berisi pusat informasi kerja ke luar negeri sekaligus edukasi budaya negara tujuan PMI, pusat pemberdayaan ekonomi bagi PMI purna & keluarganya, pusat edukasi dan parenting bagi anak-anak yang ditinggal orang tuanya pergi ke luar negeri serta sarana mediasi dan advokasi bagi PMI bermasalah.
Fungsi Rumah Migran Indonesia sebagai pusat informasi kerja ke luar negeri sangat dibutuhkan bagi calon pekerja migran agar mereka bisa memperoleh informasi yang baik dan benar mengenai prosedur dan persyaratan yang diperlukan untuk bekerja di luar negeri. Selain itu perlu juga bagi para calon pekerja migran untuk diperkenalkan dengan bahasa dan budaya negara tujuan mereka bekerja agar bisa lebih cepat beradaptasi. Rumah Migran Indonesia yang dikonsep sebagai Wisata Edukasi Budaya Internasional (WEBI) nantinya akan menyediakan tenaga pemandu yang mengajak pengunjung untuk berinteraksi dengan berbagai bahasa negara tujuan kerja. Ini bukan hal yang sulit dilakukan karena tenaga pemandu berstatus PMI purna. Selain pengenalan bahasa dan budaya, secara berkala Rumah Migran Indonesia akan mengenalkan masakan negara tujuan kerja melalui kegiatan cooking class.
Di samping sebagai pusat pengenalan budaya dan bahasa, Rumah Migran Indonesia juga berfungsi sebagai pusat pemberdayaan ekonomi PMI purna dan keluarganya. Hal ini sangat dibutuhkan bagi PMI purna agar mereka dapat memanfaatkan hasil yang diperoleh selama bekerja di luar negeri untuk kegiatan produktif dan terlepas dari permasalahan ekonomi yang membuat mereka ingin kembali bekerja di luar negeri. Dalam pemberdayaan ekonomi ini ada berbagai kegiatan pelatihan produksi sekaligus ruang pamer dan penjualan produk. Pembentukan sentra tenun atau batik bisa menjadi nilai tambah dalam program pemberdayaan ekonomi ini.
Masalah lain yang tidak dapat dikesampingkan dari pekerja migran adalah anak-anak yang terdampak akibat ditinggal orang tuanya bekerja ke luar negeri. Untuk itu, Rumah Migran Indonesia juga memberikan fungsi edukasi dan parenting bagi anak-anak PMI. Selain menjaga ikatan emosional dan menjelaskan tentang pekerjaan orang tua mereka yang jauh di sana, anak-anak PMI ini juga perlu diberi motivasi terkait pentingnya membangun cita-cita setinggi langit dan mengubur dalam-dalam keinginan untuk menjadi pekerja migran.
Untuk merealisasikan mimpi Rumah Migran Indonesia ini, PERTAKINA telah menyiapkan lahan seluas 5.000 meter persegi yang terletak di wilayah Kabupaten Blitar. Ini tentunya bukan pekerjaan ringan yang memerlukan campur tangan banyak pihak untuk dapat mewujudkannya. Terutama dalam hal pendanaan. Tapi PERTAKINA optimis bahwa impian ini akan segera terlaksana.
Pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi (Kemnakertrans) sebenarnya sudah memiliki program-program berkaitan PMI, di antaranya adalah Desa Migran Produktif (Desmigratif). Saat ini ada sekitar 450-an Desmigratif yang sudah didirikan di kantong-kantong PMI di seluruh Indonesia. Di Jawa Timur sendiri ada sekitar 65 Desmigratif. Fungsi Desmigratif ini juga sebagai lembaga pendampingan dan pemberdayaan ekonomi PMI di lokal wilayah tersebut. Sayangnya, program Desmigratif ini belum mempunyai induk organisasi yang mandiri, masih sepenuhnya bergantung pada program-program yang pendanaannya berasal dari pemerintah. Timbul kekhawatiran jika pendanaan program terhenti (karena memang Desmigratif ini hanya didanai pemerintah untuk 3 tahun saja), maka kegiatan Desmigratif juga akan berhenti. Jika ini terjadi, maka upaya yang dirintis selama 3 tahun tentu akan sia-sia.
Salah satu solusi yang bisa ditempuh oleh Kemnakertrans adalah menginisiasi induk organisasi Desmigratif yang mandiri. Dan ini adalah peluang yang dapat diambil oleh PERTAKINA yang telah terbukti eksis dalam bidang pendampingan dan pemberdayaan PMI sekaligus dalam upaya mewujudkan Rumah Migran Indonesia. Kerjasama antara Kemnakertrans dengan PERTAKINA akan menghasilkan sinergi program yang dampaknya sangat powerful. Insya Allah.