Salah satu kekuatan UMKM Indonesia adalah produk handmade yang sangat potensial untuk menarik perhatian pasar. Sayangnya, kekuatan ini tidak dibarengi dengan desain produk yang memadai dan benar-benar dibutuhkan pasar. Yang banyak terjadi, satu pengrajin memproduksi kain dengan teknik shibori atau ecoprint, misalnya. Begitu nampak berhasil menarik minat konsumen, pengrajin lainnya ikut-ikutan belajar membuat shibori atau ecoprint. Sehingga produk handmade yang dihasilkan hanya berupa produksi rumahan dalam volume yang kecil-kecil. Tidak ada produk yang memiliki ciri khas kuat untuk menguasai pasar secara masif.
Hal ini disebabkan karena jarang sekali (atau bisa dikatakan: tidak ada) pelaku UMKM yang melakukan riset pasar sebelum memproduksi dan memasarkan suatu produk. Padahal riset pasar ini sangat penting untuk mengetahui kebutuhan pasar akan produk yang dihasilkan. Kita tentu sepakat bahwa memproduksi dan memasarkan produk yang dibutuhkan pasar jauh lebih mudah dibandingkan memasarkan produk yang kita bisa membuatnya tapi kurang dibutuhkan pasar. Pilihan yang kedua akan sangat menguras energi dan sumber daya kita.
Jangan dibayangkan riset pasar ini sesuatu yang rumit dan sulit dilakukan. Riset pasar tidak harus dikerjakan para ahli dan akademisi. Para pelaku UMKM pun bisa melakukan riset pasar kecil-kecilan dan sederhana mengenai kebutuhan suatu produk dengan cara mengumpulkan data-data terkait produk yang dibutuhkan oleh pasar. Cara mendapatkan data pun bisa dengan berbagai cara. Bisa dengan melakukan wawancara langsung dengan konsumen, menyebarkan kuesioner online, mempelajari perkembangan pasar melalui berbagai media, baik online maupun offline, hingga menggunakan tools seperti Google Trends. Data yang didapat dari konsumen secara langsung bisa disebut data primer, sedangkan data pendukung yang didapat selain dari konsumen disebut data sekunder. Adanya tools semacam Google Trends sangat membantu riset sederhana yang dilakukan oleh para pelaku UMKM. Cukup dengan memasukkan keyword (kata kunci) di pencarian, maka Google akan menampilkan data sekunder yang lengkap sesuai kebutuhan periset, baik dilihat dari jangka waktu pencarian maupun geografis pencarian.
Dari semua data yang didapat, dilakukan analisa sederhana mengenai kebutuhan pasar terkait ukuran pasar, tingkat pertumbuhan pasar, tingkat kompetisi dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi kompetisi tersebut. Jika ukuran pasar besar, pertumbuhan pasar tinggi, tingkat kompetisi rendah dan bisa diantisipasi oleh perusahaan, maka bisa disimpulkan bahwa bisnis tersebut potensial untuk dijalankan.
Lalu, bagaimana jika produknya sudah terlanjur diproduksi tetapi belum melakukan riset pasar? Apakah masih perlu melakukan riset pasar? Jika produk sudah ada tapi belum dilakukan riset pasar, maka riset pasar tetap perlu dilakukan untuk memposisikan produk tersebut di pasar yang tepat. Bahkan sebenarnya riset pasar ini harus dilakukan secara periodik sehingga bisa mengantisipasi perubahan yang terjadi di lapangan.
Dengan menerapkan riset pasar sederhana ini diharapkan para pelaku UMKM lebih mampu memahami kebutuhan pasar dan menyediakan produk yang dibutuhkan pasar secara tepat sasaran.